SK KELURAHAN SIAGA AKTIF KELURAHAN POLEHAN

Suatu kelurahan/ desa dikatakan sebagai kelurahan/ desa siaga aktif jika :

  1. Penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar (yankesdas) setiap hari.
  2. Penduduknya dapat mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
  3. Melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat (SBM) : a. Pemantauan penyakit, b. Pemantauan kesehatan ibu dan anak (KIA), c. Pemantauan gizi, dan d. Pemantauan lingkungan dan perilaku.
  4. Penduduk dapat memahami dan mengatasi kedaruratan kesehatan.
  5. Penduduk dapat memahami cara penanggulangan bencana.
  6. Masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

 

Pelayanan Kesehatan Dasar :
Yang melaksanakan adalah tenaga kesehatan dengan memberikan pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui, anak, penemuan dan penanganan penderita penyakit.

Pengembangan UKBM :

  • Aktifnya posyandu balita
  • Aktifnya posyandu lansia
  • Adanya pos kesehatan pondok pesantren
  • Pos upaya kesehatan kerja (UKK)

Melaksanakan Surveillance Berbasis Masyarakat :

Yang melaksanakan adalah kader dan tenaga kesehatan, dengan kegiatan sebagai berikut :

  1. Pengamatan dan pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku yang menimbulkan masalah kesehatan masyarakat.
  2. Pelaporan kurang dari 24 jam kepada tenaga kesehatan untuk respon cepat.
  3. Pencegahan dan penanggulangan sederhana penyakit dan masalah kesehatan.
  4. Pelaporan kematian.

Penanggulangan bencana, dilakukan dengan kegiatan :

  • Bimbingan dalam mencari tempat yang aman untuk mengungsi.
  • Sosialisasi akibat bencana.
  • Sanitasi dasar di pengungsian.
  • Menggalang donor darah secara sukarela.
  • Pelayanan kesehatan bagi pengungsi.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dalam hal ini masyarakat mandiri di bidang kesehatan dan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Diantara kegiatan yang dilakukan adalah :

  • Melaporkan segera jika dirinya, keluarganya dan tetangganya menderita penyakit menular.
  • Memanfaatkan dan menanam tanaman obat keluarga (TOGA).
  • Berobat jika sakit atau mengantar orang lain berobat.
  • Periksa hamil secara teratur ke tenaga kesehatan.
  • Makan dengan gizi berimbang.
  • Menggunakan garam beryodium pada saat memasak.
  • Tersedia oralit dan zink untuk balita.
  • Pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatan.
  • Tablet tambah darah (Fe) selama hamil dan nifas.
  • Vitamin A bagi ibu nifas.
  • ASI eksklusif.
  • Makanan pendamping ASI dan vitamin A balita.
  • Timbang bayi dan balita dengan kartu menuju sehat (KMS).
  • Imunisasi bayi, anak, ibu dan wanita usia subur.
  • Tidak merokok, minuman keras, napza dan bahan berbahaya lainnya.
  • Menyediakan rumah dan kendaraan untuk keadaan darurat.
  • Dana sosial ibu bersalin, tabungan ibu bersalin dan dana sehat.
  • Mengupayakan dan memakai sanitasi dasar.
  • Mencegah pencemaran lingkungan.
  • Akseptor aktif KB.
  • Memanfaatkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM), pos kesehatan kelurahan dan pelayanan kesehatan.
  • Melaporkan kematian.
  • PHBS lain yang dianjurkan.
  • Saling mengingatkan untuk ber-PHBS.
tingkatan desa siaga Kelurahan Siaga

tingkatan desa siaga Kelurahan Siaga

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Mempawah melalui Dinas Kesehatan mengembangkan program desa atau kelurahan siaga aktif. Ada tiga kriteria yang telah ditetapkan dalam pengembangan program tersebut dilingkungan masyarakat.

“Tiga kriteria dalam pengembangan desa atau kelurahan siaga aktif yakni, memiliki pelayanan kesehatan dasar seperti adanya pos kesehatan desa (poskesdes), puskesmas pembantu, puskesmas pemberdayaan masyarakat, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” ungkap Wakil Bupati Gusti Ramlana di Wisma Chandramidi, Mempawah, Selasa (26/4).

Ramlana menerangkan, sasaran penting yang ingin dicapai dalam program tersebut yakni mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Sekaligus menjadikan desa atau kelurahan siaga aktif dibidang pelayanan kesehatan.

“Inti dari progam ini untuk memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu mencegah serta mengatasi berbagai ancaman kesehatan dilingkungannya. Seperti ancaman kekurangan gizi, penyakit menular, dan penyakit yang berpotensi menjadi kejadian luar biasa. Masyarakat bisa memanfaatkan potensi setempat secara bergotong royong,” tuturnya.

Lebih jauh, Ramlana berharap manajerial pencanangan program desa atau kelurahan siaga aktif di tingkat puskesmas dan desa dapat lebih ditingkatkan. Sehingga nantinya mampu memberdayakan dan memotivasi dalam meningkatkan partisipasi masyarakat  menuju desa sehat.

“Pembangunan kesehatan menjadi skala prioritas sekaligus agenda utama pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. Dari 214 juta penduduk Indonesia, 14,6 persennya merupakan penduduk miskin yang tinggal di desa dengan tingkat pendidikan dan kesehatan rendah